Inilah Cerita Anak2 Rakyat Nusantara Kumpulan Cerita & Kisah Ank2 Rakyat Nusantara Yang Lengkap Episode 4 Sampai Akhir ( Angling Dharma & Belibis Putih )
Burung Belibis, Dewi Srenggonowati, dan para emban bersenang-senang sambil bermain tebak-tebakan (teka-teki) atau melantunkan tembang. Tembang yang dilantunkan berisi kehebatan, kegagahan, kebagusan rupa, dan kesaktian Angling Darma yang diaku sebagai tuan/ rajanya Si Burung. Dewi Srenggonowati terharu mendengar tembang Si Burung Belibis. Ketika makan bersama belibis, Dewi Srenggono bertanya mengapa tuannya dulu meninggalkan keratonnya. Belibis menjawab bahwa rajanya ditinggal mati bunuh diri oleh isterinya.
Kali ini, Sang Burung memberitahu Sang Dewi tentang syarat-syarat memilih suami. Pada waktu Sang Dewi tidur, belibis menciuminya. Burung Belibis minta kepada Dewi untuk mencabut jambul (bulu di kepala). Tahulah Sang Putri bahwa burung belibis adalah Sang Angling Darma sendiri. Kemudian, mereka berdua bersandiwara, siang menjadi belibis malam tidur berdua sebagai manusia biasa. Sampai pada suatu ketika Sang Dewi Srenggonowati hamil. Hal ini tentu membuat Raja dan ratu susah hati. Sang Raja mengadakan sayembara: siapa yang mampu menangkap maling (pencuri yang telah menghamili anaknya) sakti boleh mempersunting puteri, diangkat sebagai raja muda, dan akan mendapat kekuasaan separuh negara.
Di sisi lain Batik Madrim, patih Mlowopati, berniat mencari rajanya. Sebelum berangkat ia menunjukkan kesaktiannya dengan mengatakan, “Jika pohon siwalan ini boleh saya cabut, Gusti Pangeran Angling Darma masih hidup”. Ternyata ia dapat mencabut pohon tersebut. Patih Madrim menugaskan Jajaningrat dan Wijanarko untuk menjaga kerajaan sewaktu dia mencari Raja Angling Darma.
Madrim menyamar menjadi Pendeta Wasi Batik Madrim. Batik Madrim berjumpa dengan Patih Bojonegoro yang mencari orang sakti yang dapat menangkap maling sakti yang bersembunyi di negara Bojonegoro. Batik Madrim menyanggupi bahwa dirinya sanggup menangkap maling sakti tersebut. Batik Madrim tahu bahwa maling yang dicurigai itu bersembunyi di tempat peraduan sang puteri.
Burung Belibis, Dewi Srenggonowati, dan para emban bersenang-senang sambil bermain tebak-tebakan (teka-teki) atau melantunkan tembang. Tembang yang dilantunkan berisi kehebatan, kegagahan, kebagusan rupa, dan kesaktian Angling Darma yang diaku sebagai tuan/ rajanya Si Burung. Dewi Srenggonowati terharu mendengar tembang Si Burung Belibis. Ketika makan bersama belibis, Dewi Srenggono bertanya mengapa tuannya dulu meninggalkan keratonnya. Belibis menjawab bahwa rajanya ditinggal mati bunuh diri oleh isterinya.
Kali ini, Sang Burung memberitahu Sang Dewi tentang syarat-syarat memilih suami. Pada waktu Sang Dewi tidur, belibis menciuminya. Burung Belibis minta kepada Dewi untuk mencabut jambul (bulu di kepala). Tahulah Sang Putri bahwa burung belibis adalah Sang Angling Darma sendiri. Kemudian, mereka berdua bersandiwara, siang menjadi belibis malam tidur berdua sebagai manusia biasa. Sampai pada suatu ketika Sang Dewi Srenggonowati hamil. Hal ini tentu membuat Raja dan ratu susah hati. Sang Raja mengadakan sayembara: siapa yang mampu menangkap maling (pencuri yang telah menghamili anaknya) sakti boleh mempersunting puteri, diangkat sebagai raja muda, dan akan mendapat kekuasaan separuh negara.
Di sisi lain Batik Madrim, patih Mlowopati, berniat mencari rajanya. Sebelum berangkat ia menunjukkan kesaktiannya dengan mengatakan, “Jika pohon siwalan ini boleh saya cabut, Gusti Pangeran Angling Darma masih hidup”. Ternyata ia dapat mencabut pohon tersebut. Patih Madrim menugaskan Jajaningrat dan Wijanarko untuk menjaga kerajaan sewaktu dia mencari Raja Angling Darma.
Madrim menyamar menjadi Pendeta Wasi Batik Madrim. Batik Madrim berjumpa dengan Patih Bojonegoro yang mencari orang sakti yang dapat menangkap maling sakti yang bersembunyi di negara Bojonegoro. Batik Madrim menyanggupi bahwa dirinya sanggup menangkap maling sakti tersebut. Batik Madrim tahu bahwa maling yang dicurigai itu bersembunyi di tempat peraduan sang puteri.
0 comments:
Post a Comment