
Sejak itu, selesailah sudah hukuman dewa kepada Angling Darma. Kerajaan Bojonegoro selanjutnya diserahkan kepada Angling Darma oleh raja Darmowiseso. Setelah Putera Angling dengan Dewi Srenggono yang bernama Anglingkusumo telah beranjak dewasa, ia dibawa ke pertapaan oleh datuknya. Di sisi lain Trusilo pun telah melahirkan puteranya dengan diberi nama Danurwendo.
Pada waktu ini, Raja Raksana Pancadnyono yang merasa memiliki Trusilowati ingin merebut kembali Sang Puteri dari tangan Angling Darma. Pancadnyono menyerang Mlowopati. Patih dan rakyat Mlowopati kewalahan menghadapi serangan pasukan Pancadnyono. Patih Arjo Wijanarko bertekad hendak melawan pasukan yang menyerang. Patih Aryo Wijanarko diberitahu oleh Bagawan Maloyosidi bahwa Pancadnyono bukan tandingannya.
Prabu Angling Darma bersama dengan isteri-isteri dan putera-puteranya menuju ke Mlowopati. Rombongan ini diiringi tiga ribu pasukan. Pasukan Pancadnyono dibunuh pada saat mabuk. Danurwendo berperang dengan gagah dan banyak membunuh musuh. Madrim akhirnya berhasil menemukan tubuhnya. Ia segera kembali ke Kerajaan Mlowopati untuk ikut berperang melawan patih Kalasrenggi.
Angling Darma dan pasukannya akhirnya memenangi peperangan melawan Pancadnyono. Raja Mlowopati kembali ke keratonnya bersama Dewi Srenggono, Trusilo, dan Mayangkusuno serta putera-puteranya.
hehe, itu intermezo tentang cerita angling darma. sedikit saya simpulkan, setiap orang bisa melakukan kesalahan, termasuk raja (pemimpin sekalipun), yang menjadikannya beda adalah kesadaran untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya. tidak sepatutnya pula kita mengorbankan diri kita hanya demi wanita dengan alasan cinta mati, karena masih banyak hal yang bisa kita lakukan dalam hidup ini. dan, yang terakhir, dengan kearifan, budi pekerti yang baik maka akan banyak kebaikan yang kita peroleh, dalam hal ini digambarkan bahwa angling darma memiliki tiga orang istri karena kebaikan dan kearifannya, hehe,,
0 comments:
Post a Comment